Soal Palestina, Sikap Jokowi Lebih Genuine Dibanding Erdogan
KARAWANGPORTAL - Sebagian masyarakat mungkin ada yang terpukau dengan pernyataan dan manuver Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait isu Palestina. Padahal bila menelaah lebih seksama kenyataan relasi Turki dengan Israel, sikap yang diperlihatkan Erdogan akan terkesan seperti memiliki kepribadian ganda.
Di satu sisi mengecam agresi terhadap Palestina, di sisi lain sejak berpuluh tahun lalu Turki telah menjalin hubungan diplomatik dan bekerja sama mesra dengan Israel.
"Turki moderen sejak Mustafa
Kemal Ataturk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Karena untuk
menjadi bagian dari negara Eropa, Turki harus kerjasama dengan Israel,"
kata analis pemikiran dan politik Timur-Tengah Zuhairi Misrawi kepada
tim Blak-blakan detikcom, Minggu (16/5/2021). Kalau pun
pernyatan-peryataan Erdogan seolah sangat keras kepada Israel, dia
melanjutkan, hal itu karena dia tahu betul pemilih utamanya adalah umat
Islam.
Dari
sejumlah sumber pemberitaan internasional yang dikutip detik.com,
hubungan Turki dan Israel sangat mesra. Nilai perdagangan kedua negara
jauh lebih besar dari total nilai perdagangan Turki dengan negara-negara
Islam keseluruhan. Konsul Jenderal Israel di Turki Shai Cohen pernah
mengungkapkan kepada CNN bahwa pada 2014 volume perdagangan kedua negara
naik 30% atau senilai US$ 5,5 miliar. Sejak insiden Mavi Marmara, 2010,
volume perdagangan Turki-Israel bahkan meningkat 47%. Kedua negara juga
memiliki perjanjian kerjasama bilateral di bidang kepolisian,
kebudayaan, pertanian, ilmu pengetahuan, hingga intelijen.
Sementara Indonesia, kata
Zuhairi, sejak merdeka tidak pernah menjalin hubungan dengan Israel
meski terus dibujuk. Bahkan Presiden Sukarno pernah mengeluarkan
ungkapan 'Kita belum merasa merdeka secara utuh sebelum Palestina
merdeka'.
"Maka
sikap Presiden Jokowi lebih genuine dari sikap Erdogan. Karena sikap
Jokowi melanjutkan dari sikap Bung Karno yang sampai sekarang tidak
membuka hubungan diplomatik. Juga konsiten dan istiqomah mendorong
kemerdekaan Palestina," ujar cendekiawan muda Nahdlatul Ulama itu.
Alumnus
Universitas Al-Azhar di Kairo - Mesir itu juga mengungkapkan agresi
militer Israel ke Jalur Gaza saat ini terkait erat dengan upaya Perdana
Menteri Benyamin Netanyahu meraih dukungan di dalam negeri. Sejak
kembali menang Pemilu pada Maret lalu, dia tak kunjung berhasil meraih
dukungan mayoritas untuk membentuk pemerintahan. Netanyahu juga dalam
beberapa waktu ke depan akan menghadapi vonis perkara korupsi yang
persidangannya sudah berlangsung sejak awal April lalu.
Di
pihak lain, Zuhairi Misrawi juga mengungkapkan bahwa jalan menuju
kemerdekaan Palestina adalah rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah sebagai
dua kekuatan besar di sana. Selengkapnya, saksikan Blak-blakan, "Jokowi
- Erdogan di Isu Palestina", Senin (17/5/2021).(detiknews.com)
No comments:
Post a Comment
Karawang Portal | adalah tempat belajar blogger pemula dan profesional. Kamu bisa menemukan kami di sosial media berikut.
Note: Only a member of this blog may post a comment.