KARAWANGPORTAL - Hello warganet beberapa hari ini terjadi letusan pada Gunung Sinabung berikut sejarah mengenai Gunung Sinabung.
Letusan Gunung Sinabung kembali terdengar. Gunung api yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara ini, kembali meletus pada Senin pekan lalu, tanggal 10 Agustus 2020, sekitar pukul 10.16 WIB, melontarkan abu hingga mencapai ketinggian 7.460 meter di atas permukaan laut.
Sejak abad ke-17 Gunung Sinabung tidak pernah meletus. Namun sejak tahun 2010 mendadak aktif. Pada 27 Agustus 2010, Sinabung mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Dua hari kemudian, 29 Agustus 2010, sekitar pukul 00.15 WIB dini hari, Sinabung mengeluarkan lava.
Bulan berikutnya, persisnya tanggal 3 September 2010, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB, menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat dirasakan hingga 25 kilometer di sekitarnya.
Beberapa hari kemudian, tanggal 7 September 2010, Sinabung kembali metelus. Suara letusannya terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis tersembur hingga 5.000 meter di udara.
Tiga tahun kemudian, di tahun 2013, Sinabung meletus kembali pada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian kembali meletus pada sore harinya. Dua hari setelah itu, tanggal 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan tersebut melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi.
Memasuki bulan November 2013, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 status Sinabung dinaikkan menjadi Siaga.
Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Beberapa hari kemudian letusan Sinabung kembali terjadi sebanyak empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Pada tanggal 24 November 2013 status Sinabung dinaikkan ke level tertinggi. Yaitu, status level 4 atau Awas, dan status ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014.
Sampai tanggal 3 Januari 2014, guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi. Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Pekan terakhir Januari 2014, Sinabung mulai stabil. Namun sehari kemudian, timbul korban terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya I. Sebanyak 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka.
Dua tahun kemudian, 21 Mei 2016, Sinabung kembali meletus, mengeluarkan awan panas yang menyelimuti Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Akibatnya, sebanyak 7 orang meninggal dunia, dan 2 lainnya mengalami luka bakar. Sampai dengan tanggal 22 Mei 2016, terjadi 4 kali letusan.
Pada tanggal 19 Februari 2018, Sinabung kembali meletus dengan mengeluarkan abu dan awan panas yang menyelimuti bangunan di sekitarnya. Sekitar dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 6 April 2018 terjadi gempa pada Gunung Sinabung dengan memuntahkan awan panas di area gunung.
Pada tahun berikutnya, Sinabung kembali meletus pada tanggal 9 Juni 2019, melontarkan abu berwarna hitam setinggi 7.000 meter dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah selatan.
Setelah lebih setahun tak meletus, Sinabung kembali meletus Senin Pekan lalu, sekitar sepekan sebelum HUT RI ke-75.
Sejak abad ke-17 Gunung Sinabung tidak pernah meletus. Namun sejak tahun 2010 mendadak aktif. Pada 27 Agustus 2010, Sinabung mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Dua hari kemudian, 29 Agustus 2010, sekitar pukul 00.15 WIB dini hari, Sinabung mengeluarkan lava.
Bulan berikutnya, persisnya tanggal 3 September 2010, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB, menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer. Letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat dirasakan hingga 25 kilometer di sekitarnya.
Beberapa hari kemudian, tanggal 7 September 2010, Sinabung kembali metelus. Suara letusannya terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis tersembur hingga 5.000 meter di udara.
Tiga tahun kemudian, di tahun 2013, Sinabung meletus kembali pada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian kembali meletus pada sore harinya. Dua hari setelah itu, tanggal 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan tersebut melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi.
Memasuki bulan November 2013, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 status Sinabung dinaikkan menjadi Siaga.
Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Beberapa hari kemudian letusan Sinabung kembali terjadi sebanyak empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Pada tanggal 24 November 2013 status Sinabung dinaikkan ke level tertinggi. Yaitu, status level 4 atau Awas, dan status ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014.
Sampai tanggal 3 Januari 2014, guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi. Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Pekan terakhir Januari 2014, Sinabung mulai stabil. Namun sehari kemudian, timbul korban terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya I. Sebanyak 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka.
Dua tahun kemudian, 21 Mei 2016, Sinabung kembali meletus, mengeluarkan awan panas yang menyelimuti Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Akibatnya, sebanyak 7 orang meninggal dunia, dan 2 lainnya mengalami luka bakar. Sampai dengan tanggal 22 Mei 2016, terjadi 4 kali letusan.
Pada tanggal 19 Februari 2018, Sinabung kembali meletus dengan mengeluarkan abu dan awan panas yang menyelimuti bangunan di sekitarnya. Sekitar dua bulan kemudian, tepatnya tanggal 6 April 2018 terjadi gempa pada Gunung Sinabung dengan memuntahkan awan panas di area gunung.
Pada tahun berikutnya, Sinabung kembali meletus pada tanggal 9 Juni 2019, melontarkan abu berwarna hitam setinggi 7.000 meter dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah selatan.
Setelah lebih setahun tak meletus, Sinabung kembali meletus Senin Pekan lalu, sekitar sepekan sebelum HUT RI ke-75.
No comments:
Post a Comment
Karawang Portal | adalah tempat belajar blogger pemula dan profesional. Kamu bisa menemukan kami di sosial media berikut.
Note: Only a member of this blog may post a comment.