Cuitan PA 212 Sebut Anies Tidak Ingkar Janji Soal Reklamasi Ancol |
KARAWANGPORTAL - Hello warganet adapalagi sih sama PA 212 masih bisa bisanya sebut anis tidak inggkar janji soal reklamasi Ancol. Wan Anies mesti bersyukur. Karena meskipun ia sudah berkali-kali melanggar janji, tapi tetap saja ada yang mau menjilatnya.
Jika dihitung apa saja ingkar janji yang telah diperbuat oleh gubernur DKI itu, mungkin sudah tidak terhitung lagi karena begitu banyaknya.
Mulai dari rumah DP nol persen yang katanya untuk warga miskin dan bentuknya rumah tapak, tapi faktanya tetap saja untuk warga yang berpenghasilan Rp 7 juta ke atas dan bentuknya pun rumah susun. Kemudian janji OK Oce yang katanya dimodalin punya usaha, disediain tempat dan dicariin pembeli --kagak jadi.
Begitupun dengan soal pembagian Sembako di masa PSBB. Katanya warga DKI mau diberi daging ayam atau sapi. Dan paket Sembako itu diberikan kepada masyarakat seminggu sekali, serta masyarakat tidak perlu ngantri untuk ngambilnya karena diantar ke rumah masing-masing oleh Pemda DKI.
Tapi faktanya, yang nongol malah ikan kaleng sarden, beserta tidak ada cerita seminggu sekali warga dapat Sembako itu.
Janji Anies berikutnya yang tidak ditepati yang menyita perhatian publik adalah soal reklamasi.
Tentu kita masih ingat dulu bagaimana dia menggebu-gebu menolak reklamasi.
Ia bahkan sempat menemui para nelayan yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh SJW bahwa reklamasi itu buruk.
Dan karena para nelayan itu sudah terprovokasi, mereka ikut-ikutan mendukung Anies.
Berikut beberapa pernyataan Wan Anies kala itu soal reklamasi.
"Mengapa kami menolak reklamasi, karena memberikan dampak buruk kepada nelayan kita dan memberikan dampak kepada pengelolaan lingkungan," (12/4/2017)
"Kami juga pastikan jangan diteruskan itu reklamasi. Resep mujarab kalau reklamasi dijalankan bakal merata banjir di Jakarta," (21/6/ 2017).
"Jangan ragukan komitmen saya (menolak reklamasi). Saya enggak menyalak tapi bernyali,” (20/2/2018).
Dalam beberapa kesempatan, Wan Anies juga sering menyampaikan niatnya menghentikan reklamasi itu adalah untuk menyelamatkan nelayan. Dan jika reklamasi tetap dilanjutkan akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Begitupun dengan Sandiaga Uno yang kala itu juga ikut-ikutan menolak reklamasi.
Tapi bagaimana faktanya di lapangan?
Ternyata tolak reklamasi itu hanya jualan Anies doang, supaya bisa terpilih jadi gubernur DKI.
Wan Anies sebenarnya sudah tahu kalau reklamasi di teluk Jakarta itu tidak bisa dihentikan karena sudah jadi. Bahkan sudah ada bangunan di atasnya.
Tapi karena dia nafsu banget pengen jadi gubernur, maka apapun dia janjikan kepada warga DKI agar bisa terpilih, termasuk berjanji menghentikan reklamasi.
Demikian juga Fahira Idris, yang sebelumnya juga pernah bikin spanduk tolak reklamasi.
Yang mana di spanduk itu bertuliskan : "Kemenangan telak hingga dua digit pada Pilkada kemarin karena mayoritas warga Jakarta menolak reklamasi. Untuk reklamasi jangan ada kompromi. Warga Jakarta ada di belakang Anies-Sandi. Maju terus, bersama kita tolak reklamasi. Mereka boleh punya kuasa, wewenang dan uang tetapi selama rakyat bersatu dan katakan ‘TOLAK REKLAMASI’ kekuatan apapun harus tunduk".
Doyan banget mengatasnamakan rakyat. Padahal intinya hanya untuk kepentingan politik doang. Mana peduli Fahira Idris sama warga DKI.
Dan terbukti, setelah Wan Anies benar-benar terpilih jadi gubernur, ia menerbitkan lebih dari 1.000 IMB di pulai reklamasi yang sebelumnya jadi jualan kampanyenanya tersebut.
Koplaknya lagi, Fahira Idris diam saja ketika Anies menerbitkan IMB yang ada di pulau reklamasi tersebut.
Mungkin Ormasnya Bang Japar sudah kenyang kali ya. Karena si Anies ini termasuk gubernur yang loyal sama Ormas pendukungnya. Terbukti dalam 3 tahun terakhir ini saja dana hibah untuk Ormas terus naik. Dari 1,88 triliun pada tahun 2018 menjadi 2,48 triliun pada tahun 2019 dan untuk tahun 2020 ini berdasarkan KUA-PPAS 2020, dana hibah yang dialokasikan sebesar Rp 2,84 triliun.
Jadi kalau ada Ormas di DKI yang ngotot banget membela Anies, bahkan sampai mengeluarkan pernyataan yang nyeleneh dan rela menjual harga dirinya, itu tidak lain tidak bukan karena mereka telah mendapatkan kucuran dana.
-o0o-
Begitupun dengan izin reklamasi Ancol yang baru diterbitkan oleh Wan Anies baru-baru ini. Ia mendapat dukungan dari PA 212.
Jadilah PA 212 ikut-ikutan pro terhadap reklamasi. Padahal sebelumnya mengharamkannya.
PA 212 pun mengatakan bahwa Anies menerbitkan izin reklamasi Ancol itu bukan merupakan bentuk ingkar janji, lantaran reklamasi itu tidak berlokasi di Pantai Utara Jakarta. Kwkwkwk
Sakarepmu wae aku wes mumet.
Jubir PA 212, Si Haikal Hassan malah menyalahkan buzzer di balik maraknya penolakan terhadap reklamasi Ancol yang diterbitkan Anies itu.
"Yang kita hadapi sekarang buzzer di media sosial yang terus sampaikan ingkar janji. Tanahnya ini sudah ada lama, ini tanahnya diuruk 2009 sampai 2011 sudah enggak ada masalah," ujar Haikal seperti tanpa bersalah, (14/7).
Padahal berdasar kajian sebelumnya, reklamasi itu tidak boleh menempel dengan daratan lho. Harus ada jarak 200-300 meter dari darat ke pulau.
Jadi, ada ada potensi ngakalin peraturan di proyek reklamasi ini.
Belum lagi ditambah dengan bacot Wan Anies dan Wan Sekda DKI bahwa reklamasi kali ini tujuannya untuk mengurangi dampak banjir. Kwkwkwk
Coba kalaua Ahok yang izinin nih reklamasi, pasti sudah mereka kopar-kapirkan.
Sumber :
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/02/07550481/mengingat-kembali-janji-kampanye-anies-untuk-hentikan-reklamasi?page=all
https://www.viva.co.id/berita/metro/1284133-reklamasi-ancol-persatuan-alumni-212-tegaskan-anies-tak-ingkar-janji
Jika dihitung apa saja ingkar janji yang telah diperbuat oleh gubernur DKI itu, mungkin sudah tidak terhitung lagi karena begitu banyaknya.
Mulai dari rumah DP nol persen yang katanya untuk warga miskin dan bentuknya rumah tapak, tapi faktanya tetap saja untuk warga yang berpenghasilan Rp 7 juta ke atas dan bentuknya pun rumah susun. Kemudian janji OK Oce yang katanya dimodalin punya usaha, disediain tempat dan dicariin pembeli --kagak jadi.
Begitupun dengan soal pembagian Sembako di masa PSBB. Katanya warga DKI mau diberi daging ayam atau sapi. Dan paket Sembako itu diberikan kepada masyarakat seminggu sekali, serta masyarakat tidak perlu ngantri untuk ngambilnya karena diantar ke rumah masing-masing oleh Pemda DKI.
Tapi faktanya, yang nongol malah ikan kaleng sarden, beserta tidak ada cerita seminggu sekali warga dapat Sembako itu.
Janji Anies berikutnya yang tidak ditepati yang menyita perhatian publik adalah soal reklamasi.
Tentu kita masih ingat dulu bagaimana dia menggebu-gebu menolak reklamasi.
Ia bahkan sempat menemui para nelayan yang sebelumnya telah dipengaruhi oleh SJW bahwa reklamasi itu buruk.
Dan karena para nelayan itu sudah terprovokasi, mereka ikut-ikutan mendukung Anies.
Berikut beberapa pernyataan Wan Anies kala itu soal reklamasi.
"Mengapa kami menolak reklamasi, karena memberikan dampak buruk kepada nelayan kita dan memberikan dampak kepada pengelolaan lingkungan," (12/4/2017)
"Kami juga pastikan jangan diteruskan itu reklamasi. Resep mujarab kalau reklamasi dijalankan bakal merata banjir di Jakarta," (21/6/ 2017).
"Jangan ragukan komitmen saya (menolak reklamasi). Saya enggak menyalak tapi bernyali,” (20/2/2018).
Dalam beberapa kesempatan, Wan Anies juga sering menyampaikan niatnya menghentikan reklamasi itu adalah untuk menyelamatkan nelayan. Dan jika reklamasi tetap dilanjutkan akan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.
Begitupun dengan Sandiaga Uno yang kala itu juga ikut-ikutan menolak reklamasi.
Tapi bagaimana faktanya di lapangan?
Ternyata tolak reklamasi itu hanya jualan Anies doang, supaya bisa terpilih jadi gubernur DKI.
Wan Anies sebenarnya sudah tahu kalau reklamasi di teluk Jakarta itu tidak bisa dihentikan karena sudah jadi. Bahkan sudah ada bangunan di atasnya.
Tapi karena dia nafsu banget pengen jadi gubernur, maka apapun dia janjikan kepada warga DKI agar bisa terpilih, termasuk berjanji menghentikan reklamasi.
Demikian juga Fahira Idris, yang sebelumnya juga pernah bikin spanduk tolak reklamasi.
Yang mana di spanduk itu bertuliskan : "Kemenangan telak hingga dua digit pada Pilkada kemarin karena mayoritas warga Jakarta menolak reklamasi. Untuk reklamasi jangan ada kompromi. Warga Jakarta ada di belakang Anies-Sandi. Maju terus, bersama kita tolak reklamasi. Mereka boleh punya kuasa, wewenang dan uang tetapi selama rakyat bersatu dan katakan ‘TOLAK REKLAMASI’ kekuatan apapun harus tunduk".
Doyan banget mengatasnamakan rakyat. Padahal intinya hanya untuk kepentingan politik doang. Mana peduli Fahira Idris sama warga DKI.
Dan terbukti, setelah Wan Anies benar-benar terpilih jadi gubernur, ia menerbitkan lebih dari 1.000 IMB di pulai reklamasi yang sebelumnya jadi jualan kampanyenanya tersebut.
Koplaknya lagi, Fahira Idris diam saja ketika Anies menerbitkan IMB yang ada di pulau reklamasi tersebut.
Mungkin Ormasnya Bang Japar sudah kenyang kali ya. Karena si Anies ini termasuk gubernur yang loyal sama Ormas pendukungnya. Terbukti dalam 3 tahun terakhir ini saja dana hibah untuk Ormas terus naik. Dari 1,88 triliun pada tahun 2018 menjadi 2,48 triliun pada tahun 2019 dan untuk tahun 2020 ini berdasarkan KUA-PPAS 2020, dana hibah yang dialokasikan sebesar Rp 2,84 triliun.
Jadi kalau ada Ormas di DKI yang ngotot banget membela Anies, bahkan sampai mengeluarkan pernyataan yang nyeleneh dan rela menjual harga dirinya, itu tidak lain tidak bukan karena mereka telah mendapatkan kucuran dana.
-o0o-
Begitupun dengan izin reklamasi Ancol yang baru diterbitkan oleh Wan Anies baru-baru ini. Ia mendapat dukungan dari PA 212.
Jadilah PA 212 ikut-ikutan pro terhadap reklamasi. Padahal sebelumnya mengharamkannya.
PA 212 pun mengatakan bahwa Anies menerbitkan izin reklamasi Ancol itu bukan merupakan bentuk ingkar janji, lantaran reklamasi itu tidak berlokasi di Pantai Utara Jakarta. Kwkwkwk
Sakarepmu wae aku wes mumet.
Jubir PA 212, Si Haikal Hassan malah menyalahkan buzzer di balik maraknya penolakan terhadap reklamasi Ancol yang diterbitkan Anies itu.
"Yang kita hadapi sekarang buzzer di media sosial yang terus sampaikan ingkar janji. Tanahnya ini sudah ada lama, ini tanahnya diuruk 2009 sampai 2011 sudah enggak ada masalah," ujar Haikal seperti tanpa bersalah, (14/7).
Padahal berdasar kajian sebelumnya, reklamasi itu tidak boleh menempel dengan daratan lho. Harus ada jarak 200-300 meter dari darat ke pulau.
Jadi, ada ada potensi ngakalin peraturan di proyek reklamasi ini.
Belum lagi ditambah dengan bacot Wan Anies dan Wan Sekda DKI bahwa reklamasi kali ini tujuannya untuk mengurangi dampak banjir. Kwkwkwk
Coba kalaua Ahok yang izinin nih reklamasi, pasti sudah mereka kopar-kapirkan.
Sumber :
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/07/02/07550481/mengingat-kembali-janji-kampanye-anies-untuk-hentikan-reklamasi?page=all
https://www.viva.co.id/berita/metro/1284133-reklamasi-ancol-persatuan-alumni-212-tegaskan-anies-tak-ingkar-janji
No comments:
Post a Comment
Karawang Portal | adalah tempat belajar blogger pemula dan profesional. Kamu bisa menemukan kami di sosial media berikut.
Note: Only a member of this blog may post a comment.