WALI SONGO SUNAN MURIA BERDA'WAH DENGAN TOPO NGELI

WALI SONGO SUNAN MURIA BERDA'WAH DENGAN TOPO NGELI

Walisongo yang kedelapan adalah Sunan Muria, anak lelaki Sunan Kalijaga buah pernikahannya dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak.

Muria adalah nama sebuah gunung yang terletak di sebelah utara kota Kudus, Jawa Tengah.

Nama lahir Sunan Muria adalah Raden Prawoto, kemudian setelah dewasa menjadi Raden Umar Said.

Beliau berdakwah di sekitar Gunung Muria hingga ke Tayu, Juwana, Kudus.

Menjadikan kesenian sebagai media penghantar berdakwah juga ditempuh Sunan Muria di dalam memperkenalkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat Jawa. Gamelan dan wayang menjadi andalan.

Selain itu, Sunan Muria juga terkenal mahir menggubah tembang jawa seperti Sinom dan Kinanti.

Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah, dan melahirkan anak yang diberi nama Pangeran Santri atau Sunan Ngadilangu. Selain itu, Sunan Muria juga menikah dengan Dewi Roroyono putri dari Sunan Ngerang.

Dalam berdakwah, Sunan Muria cenderung memilih daerah terpencil. Bahkan Sunan Muria bertempat tinggal di Colo, salah satu puncak Gunung Muria.

Dari puncak gunung, Sunan Muria berinteraksi dengan rakyat jelata sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut. Cara berdakwah ini disebut Topo Ngeli.

Sunan Muria wafat pada tahun 1551 M dan dimakamkan di Kudus di area Masjid Muria.